(0362) 21843
disperkimta@bulelengkab.go.id
Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan

MENGUBAH SAMPAH ORGANIK MENJADI ECO ENZYME DI RUMAH BERSAMA BANK SAMPAH HIJAU DAUN DISPERKIMTA

Admin disperkimta | 29 November 2022 | 2347 kali

MENGUBAH SAMPAH ORGANIK MENJADI ECO ENZYME DI RUMAH

BERSAMA BANK SAMPAH HIJAU DAUN DISPERKIMTA

Putu Desta Sativana  

 

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng (2019) menyatakan bahwa sampah organik dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu: 1) sampah organik basah dan 2) sampah organik kering. Sampah organik basah mengandung banyak air yang membuatnya masih lebih segar daripada sampah oganik kering. Sampah organik basah yang masih segar ini bisa diolah menjadi eco enzyme.  

A.     Definisi Eco Enzyme

Eco Enzym Nusantara (2020) menyatakan bahwa eco enzyme adalah cairan alami serba guna hasil fermentasi dari gula, sisa buah/sayuran dan air. Eco enzyme dikembangkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand yang melakukan penelitian sejak tahun 1980. Eco Enzyme diperkenalkan lebih luas oleh Dr. Joean Oon seorang peneliti Naturopathy dari Penang, Malaysia.     

Prasetio (2021) menyatakan bahwa dalam pembuatannya, eco enzyme membutuhkan kontainer berupa wadah yang terbuat dari plastik, tetapi penggunaan bahan yang terbuat dari kaca sangat dihindari karena dapat menyebabkan wadah pecah akibat aktivitas mikroba fermentasi. Sedangkan Rahmayanti (2021) menyatakan bahwa wadah-wadah seperti botol-botol bekas air mineral maupun bekas produk lain yang sudah tidak digunakan dapat dimanfaatkan kembali sebagai tangki fermentasi eco enzym.

B.     Kandungan Cairan Eco Enzyme

Berdasarkan hasil penelitian Dr. Ros dalam Rosadi (2022) menunjukkan bahwa sejak hari pertama proses fermentasi eco enzyme dilakukan sudah menghasilkan O3 atau yang lebih dikenal dengan nama Ozon. Zat ini berguna untuk mengurangi pemanasan global. Di samping itu terjadi proses perubahan Ammonia menjadi Nitrat (NO3) yang berguna untuk menyuburkan tanaman serta mengubah Karbon Dioksida (CO2) menjadi Karbon Trioksida (CO3) yang bermanfaat untuk ekosistem laut. Kandungan dalam cairan eco enzyme diantaranya adalah Alkohol Organik atau Asam Asetat (H3COOH) yang dapat membunuh kuman, virus dan bakteri. Sedangkan kandungan enzyme itu sendiri terdiri dari Lipase, Tripsin serta Amilase yang mampu mencegah pertumbuhan serta membunuh bakteri pathogen.

Muhana (2021) menyatakan bahwa Alkohol (etanol) dan/atau Asam Asetat dihasilkan oleh proses metabolisme bakteri yang secara alami terdapat pada sisa buah atau sayuran. Dalam pembuatan eco enzyme, baik alkohol, asam asetat, atau keduanya dihasilkan, tergantung pada jenis mikroorganisme yang ada pada potongan buah atau sayuran.     

C.     Karakteristik Eco Enzyme

Berdasarkan penelitian dari Dewi, dkk. yang dilakukan pada tahun 2021 dari hasil uji organoleptik, karakteristik dari produk eco enzyme yang dihasilkan yaitu: aroma asam yang dihasilkan berasal dari asam asetat yang terdapat dalam cairan produk eco enzyme tersebut dan berkhasiat sebagai desinfektan, adanya warna coklat keruh karena warna asal gula jawa yang digunakan berwarna coklat yang kemudian tercampur dengan ampas/residu dari kulit buah, dan terjadi penurunan volume eco enzyme ketika proses fermentasi telah selesai karena adanya produksi gas.   

D.     Manfaat Eco Enzyme

Menurut Eco Enzyme Nusantara (2020) terdapat manfaat eco enzyme ditinjau dari aspek kehidupan sehari-hari, kesehatan, udara/air/tanah, pertanian dan perternakan sebagai berikut.   

1.       Aspek Kehidupan Sehari-Hari

Untuk pembersih alami (pembersih lantai, pembersih perabotan, pembersih pakaian, pembersih toilet, sabun cair, dan pembersih sayuran/buah), perawatan diri (pembersih gigi, toner/cream wajah, shampoo, dan sabun mandi), dan menekan tingkat radiasi elektromagnetik di rumah.     

2.       Aspek Kesehatan

Untuk perawatan kesehatan diri (kebersihan diri, detoks, dan hand sanitizer), mengatasi berbagai luka (luka bakar, luka gores, luka diabetes, luka decubitus, dan luka sobek), mengatasi berbagai macam penyakit kulit (infeksi kulit, alergi, digigit serangga, dan bisul), dan penghasil ion negatif.

3.       Aspek Udara, Air, dan Tanah

Untuk memperbaiki kualitas udara sehingga udara menjadi lebih segar, bersih, dan menghilangkan asap dan bau, memperbaiki kualitas air yang sudah tercemar seperti danau, sungai, got, sumur, selokan, dan kali, serta meningkatkan kesuburan tanah yang gersang dan tandus.

4.       Aspek Pertanian

Untuk menyuburkan lahan pertanian (pupuk organik) dan mengatasi hama pertanian (pestisida organik).

Selain itu Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat (2022) menyatakan bahwa terdapat manfaat eco enzyme dari aspek peternakan yaitu untuk membantu pengobatan luka kuku, badan, dan mulut pada hewan ternak, membantu penyembuhan hewan ternak yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), dan membantu pembersihan kandang ternak.   

E.      Proses Pembuatan Eco Enzyme   

Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng (2020) menyatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan eco enzyme yaitu: gunakan wadah yang tertutup rapat karena wadah yang terbuka akan mengundang binatang masuk seperti lalat, gunakan wadah yang mudah mengembang karena proses fermentasi akan menghasilkan banyak gas, dan hindari menggunakan sampah dapur hewani seperti ikan dan daging, jangan menggunakan bekas makanan yang berminyak, dan jangan meletakkan eco enzyme di dalam kulkas.  

Proses pembuatan eco enzyme pada umumnya sebagai berikut (Eco Enzyme Nusantara, 2020).   

1.       Bahan dan Alat Pembuatan Eco Enzyme

a.       Bahan-bahan eco enzyme disiapkan dengan perbandingan 1 : 3 : 10 yaitu:

Ø  1 bagian gula (kg/gr)

Gula yang bisa digunakan yaitu: molase, gula aren, gula kelapa, dan gula lontar

Ø  3 bagian sisa buah/sayur (kg/gr)

Sayur yang tidak bisa digunakan yaitu: sudah dimasak (direbus, digoreng/ditumis), sudah busuk/berulat/berjamur, berminyak (kelapa dan ampasnya), dan kering/keras (kayu).

Ø  10 bagian air (liter/ml) 

Air yang bisa digunakan yaitu: air sumur, air buangan AC, air hujan, air PAM, air galon dan air isi ulang. Disarankan agar volume maksimal air 60% dari volume wadah.

b.       Alat-alat yang disiapkan yaitu:

Ø  Wadah (wadah yang bisa digunakan yaitu: memiliki tutup bermulut lebar, boleh besar/kecil, dan berbahan plastik sedangkan wadah yang tidak bisa digunakan yaitu: wadah logam, wadah kaca, dan wadah bermulut sempit), pisau, alas, dan timbangan/takaran.

 

2.       Langkah Pembuatan   

Pembuatan eco enzyme dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a.       Bersihkan wadah dari sisa sabun atau bahan kimia lalu ukur volume wadah dan masukkan air bersih maksimum sebanyak 60% dari volume wadah.

b.       Masukkan gula sesuai takaran yaitu 10% dari berat air.

c.       Masukkan potongan sisa buah/sayuran yaitu 30% dari berat air lalu aduk rata. 

d.       Tutup rapat wadah sampai panen dan beri label tanggal pembuatan dan tanggal panen.    

3.       Menyicil Pembuatan Eco Enzyme

Jika memiliki wadah yang besar dan gula/molase yang cukup tetapi tidak memiliki cukup sisa buah/sayuran maka pembuatan eco enzyme bisa dicicil sedikit demi sedikit dengan cara: siapkan wadah berisi air dan gula sesuai takaran, masukkan bahan organik sedikit demi sedikit sesuai ketersediaan lalu catat beratnya setiap kali menambahkan bahan, dan setelah bahan telah memenuhi takaran lalu catat tanggal tersebut sebagai tanggal pembuatan eco enzyme.

4.       Resep Modifikasi

a.       Sabun cair dengan cara mencampurkan 1 bagian gula, 3 bagian sisa buah/sayuran, 10 bagian air, dan 1 bagian lerak kering tanpa biji.

b.       Eco enzyme aromatik dengan cara menggunakan kulit buah jeruk atau dengan menambahkan 10% bahan aromatik seperti daun jeruk purut, daun mint, sereh, rosemary, kemangi, pandan, dan bunga pada larutan eco enzyme lalu fermentasi kembali eco enzyme selama 1 bulan.

5.       Memperbaiki Eco Enzyme

a.       Timbul belatung

Timbulnya belatung dalam wadah disebabkan wadah kurang tertutup rapat. Hal itu bisa diatasi dengan cara memperbaiki kerapatan wadah dan menempatkan wadah (tertutup) di bawah sinar matahari pagi selama 30 menit selama 3 hari serta periksa kembali setelah 7 hari.

b.       Timbul jamur hitam

Timbulnya jamur hitam atau larutan berbau got dalam wadah disebabkan kontaminasi mikroba tidak baik dan penempatan wadah kurang baik. Hal itu bisa diatasi dengan cara memperbaiki kerapatan wadah dan menempatkan wadah (tertutup) di bawah sinar matahari pagi selama 30 menit selama 3 hari serta periksa kembali setelah 7 hari.

6.       Lokasi Penyimpanan Eco Enzyme

Untuk menghindari kontaminasi, tempatkan wadah larutan fermentasi di tempat yang: tidak terkena sinar matahari langsung/teduh, sirkulasi udara yang baik, lingkungan bersih, jauh dari Wi-Fi, WC, tong sampah, tempat pembakaran sampah dan bahan-bahan kimia.

7.       Fermentasi Eco Enzyme

Proses fermentasi eco enzyme berlangsung selama 3 bulan. Bulan pertama, akan menghasilkan alkohol, kemudian pada bulan kedua akan menghasilkan cuka dan pada bulan ketiga akan menghasilkan enzim. Larutan fermentasi akan beraroma alkohol setelah 1 bulan dan beraroma asam segar setelah 2 bulan.

8.       Pemanenan Eco Enzyme

Eco enzyme siap dipanen setelah 90 hari. Eco enzyme yang baik memenuhi persyaratan yaitu pH di bawah 4.0 dan aroma asam segar khas fermentasi. Jika dipermukaan muncul jamur putih halus, maka jamur bisa dipisahkan dan dimanfaatkan. Eco enzyme bisa dipanen dengan cara disaring.

 

9.       Pengemasan Eco Enzyme

Hasil panen eco enzyme bisa dikemas menggunakan botol plastik atau botol kaca yang bertutup rapat. Disarankan eco enzyme dikemas mengggunakan botol-botol kecil untuk kepraktisan dan penjagaan kualitas. Eco enzyme tidak memiliki tanggal kadaluarsa sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lama.  

F.      Cara Pemanfaatan Eco Enzyme

Takaran eco enzyme dalam aplikasi sehari-hari untuk memanfaatkan eco enzyme sebagai berikut (Eco Enzyme Nusantara, 2020):

No.

Penggunaan

Takaran

Manfaat

1

Membersihkan kompor dan areal dapur

EE + sabun + air = 1 : 1 : 5

Membantu membersihkan minyak

2

Mencuci piring

EE + sabun + air = 1 : 1 : 5

Menghilangkan minyak dan bau