(0362) 21843
disperkimta@bulelengkab.go.id
Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan

Anak tidak butuh smartphone

Admin disperkimta | 24 April 2018 | 1934 kali

Zaman sekarang sudah banyak sekali kita temui golongan orang menengah kebawah dan anak-anak dapat menggunakan ponsel karena harganya yang murah dan jaminan akses internet yang bisa di dapat, bahkan anak umur 2\3 tahun sudah mengenal Smartphone. Khususnya untuk anak-anak, saat ini sangat banyak anak-anak yang sudah mahir dan memang diizinkan oleh orang tuanya untuk membawa ponsel.

Anak-anak diberikan izin membawa ponsel memang merupakan hal penting terutama karena kekhawatiran orang tua kepada anak-anaknya ketika menjemput sekolah atau mereka sedang bermain. Namun hal tersebut dapat merugikan, buktinya anak-anak yang sudah menggunakan ponsel akan berdampak buruk bagi kesehatan, moral dan bahkan pendidikannya. Sayangnya, terdapat banyak orang tua yang tak mengerti tentang bahayanya ponsel untuk kesehatan anak-anak terutama pada pendidikannya dimasa yang akan datang.

Jika kita sebagai orang tua dapat mencermati dampak negatif pada penggunaan Smartphone hal ini tentunya kita pasti lebih mengkhawatirkan pendidikan anak-anak kita jika dibekali ponsel ketimbang tidak dibekali. Anak-anak yang memiliki risiko terbesar adalah anak-anak yang berusia dibawah 8 tahun bukan hanya pendidikan saja tetapi orang tua perlu memahaminya bahwa anak-anak masihlah dalam masa pertumbuhan karena apabila pertumbuhan tidak normal, maka akan berdampak pada pertumbuhan selanjutnya. Jika hal ini tidak benar-benar diperhatikan orang tua maka yang akan terjadi bukanlah kebahagiaan atau kecerdasan yang akan di peroleh anak, melainkan adalah penderitaan dan pendidikannya yang tentunya keluarga juga akan merasakannya. 

Ada beberapa anak menyalahgunakan gadget untuk mencontek saat ulangan. Bermain game saat guru menjelaskan pelajaran dan sebagainya. Kalau hal tersebut masih dibiarkan, maka generasi yang kita harapkan akan lebih percaya dengan smartphone dibandingkan guru atau orang tua. 

Salah satu tanggung jawab anak adalah belajar dan sekolah, tapi jika orang tua anak terlalu memberikan kebebasan  menggunakan gadgetnya maka ia cenderung mengabaikan kewajibannya ini. Kondisi tersebut dapat membuat prestasi anak jadi menurun bahkan tidak mempunyai prestasi. 

Gadget atau smartphone  telah menjadi bagian dari kehidupan pelajar, sehingga keberadaan HP menyebabkan adanya dampak positif maupun negatif. Dampak positif dari HP yaitu mempermudah dalam pencarian informasi dan komunikasi, dan juga, dapat menjadikan pelajar tidak gagap teknologi. Adapun dampak negatifnya, yaitu mengganggu belajar siswa, berakibat buruk terutama perilaku,kesehatan, dan sikap siswa, serta akan mengakibatkan pemborosan. Untuk itu untuk orang tua sangat diperlukan pembatasan serta arahan dari orang tua dalam menggunakan HP.

Dari segi sosial HP akan menyebabkananak cenderung autis atau asyik dengan HPnya sendiri sehingga tidak memperhatikan hal-hal yang ada disekitarnya, misalnya ada orang mengajak mengobrol tetapi karena asyik dengan gadgetnya sampai tidak memperhatikan orang yang sedang bicara tersebut. Anak akan lebih betah atau lebih lama di depan HP dibandingkan buku pelajaran. Sedangkan, remaja cenderung tidak bisa mengkontrol diri sendiri akibat sosialisasi yang terjadi secara tidak langgsung, terdapat tidak sedikit konflik yang terjadi dan tidak ada tindakan untuk menyelesaikan masalah, banyak mengeluh ketika banyak masalah, egois atau emosi yang tidak tekendali, orang-orang disekitarnya selalu dijadikan korban kemarahannya, orang yang banyak bergaul dengan HP di hidupnya sedikit tidak teratur.

 

Sumber berita : http://www.bimbelbahasaindonesia.com/2016/09/contoh-artikel-tentang-pendidikan-di.html