Menciptakan Lingkungan Menyenangkan di Rumah
Memiliki anak usia remaja tentu memiliki tantangan sendiri dalam mengasuhnya. Seiring usianya yang telah bertambah, usia remaja sering kali melampiaskan banyak hal di luar rumah. Akibatnya, mereka terbawa hal-hal negatif yang tidak baik untuk masa depannya.
Karena itulah, tugas orang tua untuk menciptakan lingkungan aman, nyaman dan menyenangkan di rumah untuk mereka. Di luar rumah atau di sekolah, anak mungkin menghadapi masalah yang menjadi beban tersendiri baginya.
Ayah Bunda diharapkan dapat membantu permasalah tersebut dan membicarakan dengan anak sehingga beban anak menjadi ringan. Lingkungan rumahlah yang dapat menjadi penyejuk jiwa anak dengan menciptakan suasana rumah yang tenteram, damai sehingga membuat anak betah di rumah.
Bagaimana caranya? Dikutip dari buku Menjadi Orang Tua Hebat yang dikeluarkan Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, Kemdikbud, menciptakan lingkungan yang aman, nyaman dan menyenangkan dapat dilakukan dengan cara:
1. Memberi kesempatan anak bermain bersama teman sebaya
Dengan membiarkan anak bergaul dengan teman sebaya yang berbeda agam, suku bangsa dan juga dengan anak penyandang disabilitas akan memberikan manfaat antara lain dapat belajar membangun kerja sama, menghargai perbedaan, membantu atau menerima bantuan dari teman serta dapat berempati pada kekurangan teman, seperti misalnya kepada anak penyandang disabilitas.
2. Mengajak anak membantu pekerjaan rumah sesuai dengan kemampuannya
Dengan membantu melakukan pekerjaan di rumah, anak akan merasa keberadaannya diakui, merasa berguna dan belajar bertanggung jawab.
Yang terpenting, orang tua harus memastikan pekerjaan yang diberikan pada anak aman, menyenangkan dan sesuai dengan usia. Misalnya, anak usia remaja, untuk remaja laki-laki bisa ditugaskan mencuci kendaraan pribadi milik keluarga seperti motor atau mobil, sementara untuk remaja perempuan bisa ditugaskan membantu ibu masak di dapur atau membereskan ruangan serta merapikan pajangan yang ada di rumah.
3. Berkomunikasi efektif dengan anak
Berkomunikasi dengan anak remaja tentu harus punya cara sendiri, antara lain, jadilah pendengar yang baik saat anak berbicara atau bercerita. Berempatilah dalam mendengarkan saat anak berbicara.
Bacalah bahasa tubuh atau perilaku anak, dengarkan pendapat, pikiran dan ungkapan perasan anak. Tataplah anak dengan kasih sayang ketika berbicara. Gunakan ekspresi wajah atau bahasa tubuh yang sesuai agar anak bisa lebih mudah memahami.
Hindari gaya komunikasi yang membuat anak semakin menarik diri, seperti, memerintah, menyalahkan, memberi julukan negatif, meremehkan, membanding-bandingkan, mengancam, menggurui, membohongi, mengkritik, atau menyindir.
Ajaklah dengan kata positif dan melarang dengan alasan yang dipahami anak. Gunakan kata-kata motivasi seperti ‘ayo’, ‘bagus’, dan ‘mari’.
4. Kembangkan literasi keluarga dengan mengenalkan buku pada anak
Kenalkan anak pada literasi dasar dengan cara membangun kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis dan berhitung berkaitan dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan, memproses informasi, mengomunikasikan dan menyimpulkan.
Ajak anak untuk menemukan ribuan informasi dari sebuah buku dengan cara mengunjungi perpustakaan sekolah, perpustakaan daerah, taman bacaan masyarakat, toko buku atau melalui pertukaran buku dengan sesama orang tua. (Bunga Kusuma Dewi)
Sumber :http://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=4029