MELIRIK
MANFAAT SAMPAH ORGANIK DARI RUMAH
BERSAMA
BANK SAMPAH HIJAU DAUN DISPERKIMTA
Putu Desta
Sativana
Kabupaten Buleleng
yang terletak di bagian Utara Provinsi Bali memiliki luas wilayah
1.365,88 km2 (24,24% luas wilayah Provinsi Bali), yang
terdiri dari 9 Kecamatan, 129 Desa, 19 Kelurahan dan 166 Desa Adat serta
memiliki jumlah penduduk 641.136 jiwa dengan asumsi setiap individu menghasilkan
sampah + 2,5 liter/orang per hari termasuk sampah dari
fasilitas umum, maka produksi sampah di Kabupaten Buleleng diperkirakan berjumlah
1.602,88 m3/hari (Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng.
2015).
Volume sampah komulatif per hari THL bersih pantai selama
bulan Januari tahun 2022 mengalami peningkatan dimana volume sampah organik lebih
tinggi daripada sampah anorganik. Hal sebaliknya volume sampah komulatif per
hari THL bersih pantai selama bulan Januari tahun 2022 mengalami peningkatan
dimana volume sampah organik lebih tinggi daripada sampah anorganik (Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng, 2022).
Sampah organik sebagai bagian dari sampah rumah
tangga membutuhkan pengelolaan yang tepat agar tidak berdampak negatif
terhadap masyarakat dan lingkungan. Sehingga dengan pengelolaan
yang tepat maka sampah organik bisa memiliki nilai dan manfaat
untuk masyarakat.
Sampah
organik (degradable)
adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai
menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (Bupati Buleleng, 2019). Sampah
organik dapat digolongkan menjadi 2 jenis sebagai berikut (Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Buleleng, 2019):
1.
Sampah
organik basah
Sampah
organik basah adalah sampah organik yang banyak mengandung air, contohnya sisa
sayur, kulit buah, buah busuk, dan ampas teh/kopi.
2.
Sampah
organik kering
Sampah
organik kering adalah sampah organik yang sedikit mengandung air, contohnya
kayu, ranting pohon dan daun-daun kering.
Sampah organik basah yang mengandung banyak air akan lebih
berbau daripada sampah organik kering. Selain itu juga sampah organik basah
yang mengandung banyak air akan lebih banyak memiliki mikroorganisme daripada
sampah organik kering Sehingga sampah organik basah cenderung lebih cepat
terurai dibandingkan dengan sampah organik kering.
Manfaat barang disebut juga
sebagai nilai guna. Dilansir dari buku Kamus Ekonomi (2012) karya Nurul
Oktima, nilai guna didefinisikan sebagai kepuasaan dan kenikmatan yang
diperoleh seseorang dalam mengonsumsi barang. Nilai guna barang ada enam
jenis diantaranya yaitu kegunaan dasar dan kegunaan bentuk (Pratama, 2020).
1.
Kegunaan dasar (element utility)
Sebuah barang akan mengalami peningkatan manfaat setelah
diolah dari bahan dasar menjadi barang jadi. Contohnya kain sebagai bahan dasar
untuk membuat pakaian.
2.
Kegunaan bentuk (form utillity)
Sebuah barang akan lebih bermanfaat jika diubah dari bentuk
asalnya. Contohnya kayu yang diubah menjadi perabotan rumah tangga.
Sampah organik memiliki kegunaan dasar sebagai
berikut (Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng, 2019).
1. Bahan kompos
Sampah organik dapat diolah dengan
mudah menjadi kompos yang bermanfaat untuk tanaman.
2. Bahan tambahan pakan ternak
Sampah organik dapat diolah dengan teknik
tertentu menjadi pakan yang bermanfaat untuk ternak/budidaya.
3. Bahan biogas
Sampah organik dapat diolah dengan mekanisme tertentu
menjadi biogas yang bermanfaat untuk bahan bakar.
Bank Sampah Unit (BSU) Hijau Daun Disperkimta melakukan pengolahan sampah organik
menjadi kompos dan eco enzyme sebagai berikut.
1.
Kompos
Sampah
organik yang berupa sisa sayur-sayuran, sisa sesajen, sisa pemangkasan tanaman
(daun dan batang), sisa penyiangan gulma dan sisa makanan diolah menjadi kompos.
Proses pembuatan kompos (komposting) dilakukan dengan sistem anaerob
menggunakan alat pembuatan kompos (komposter). Dari proses komposting menghasilkan
kompos padat dan kompos cair yang bermanfaat untuk kesuburan tanaman.
2.
Eco
enzyme
Sampah
organik yang berupa sisa buah-buahan diolah menjadi eco enzyme. Proses
pembuatan eco enzyme dilakukan dengan menggunakan jerigen plastik bekas. Dari pembuatan
eco enzyme menghasilkan cairan eco enzyme yang bermanfaat untuk kesehatan.
Hal tersebut sesuai dengan yang dinyatakan Peraturan
Gubernur Bali Nomor 47 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber
bahwa sampah yang mudah terurai oleh alam dapat diolah menjadi kompos, budidaya
lalat (black soldier fly), pupuk cair, arang sampah (briket) dan produk
lainnya sesuai perkembangan teknologi.
1.
Bahan
Budidaya Maggot
Sampah
organik bisa dijadikan bahan pakan untuk budidaya maggot. Maggot atau larva
dari lalat Black Soldier Fly (BSF) menjadi salah satu organisme
potensial untuk dapat dimanfaatkan sebagai agen pengurai sampah organik. Maggot
yang dipanen dapat berguna sebagai sumber protein untuk pakan hewan, sehingga
dapat dijadikan sebagai pakan alternatif pengganti pakan konvensional (Mulyani,
2021).
2.
Pupuk
Organik Cair
Sampah
organik dapat diolah menjadi pupuk organik yang bermanfaat untuk kesuburan
tanaman. Pupuk organik berperan penting dalam perbaikan sifat kima, fisika dan
biologi tanah serta sebagai sumber nutrisi tanaman. Secara umum kandungan
nutrisi hara dalam puouk organik tergolong rendah dan agak lambat tersedia,
sehingga diperlukan dalam jumlah cukup banyak. Namun pupuk organik yang telah
dikomposkan akan dapat menyediakan hara dalam waktu yang lebih cepat
dibandingkan dalam bentuk segar, karena selama proses pengomposan telah terjadi
proses dekomposisi yang dilakukan oleh beberapa macam mikroba, baik dalam
kondisi aerob maupun anaerob (Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi
Bali, 2020).
Terdapat
dua macam tipe pupuk organik cair yang dibuat melalui proses pengomposan (Dinas
Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, 2022).
1.
Pupuk
organik cair yang dibuat dengan cara melarutkan pupuk organik yang telah jadi
atau setengah jadi ke dalam air. Jenis pupuk yang dilarukan bisa berupa pupuk
hijau, pupuk kandang, pupuk kompos atau campuran semuanya. Pupuk cair tipe ini
larutannya kurang stabil, dan mudah mengendap sehingga tidak dapat disimpan
dalam jangka waktu lama.
2.
Pupuk
organik cair yang dibuat dari bahan-bahan organik yang difermentasikan dalam
kondisi aerob dengan bantuan organisme hidup. Bahan bakunya dari material
organik yang belum terkomposkan. Pupuk cair tipe ini larutannya lebih stabil
dan tidak mengendap sehingga dapat disimpan dalam jangka waktu lama.
3.
Bahan
Arang Sampah
Sampah
organik yang berasal dari pohon dan tanaman disekitar perumahan bisa diolah
menjadi produk briket sebagai sumber energi alternatif bagi warga. Produk
briket yang dihasilkan mengandung energi biomassa sebagi sumber energi
alternatif pengganti bahan bakar fosil karena beberapa sifatnya yang
menguntungkan yaitu dapat dimanfaatkan secara lestari karena yang dapat
diperbarui (renewable resources), sumber energi ini relatif tidak
mengandung unsur sulfur sehingga tidak menyebabkan polusi udara dan juga dapat
meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya hutan (Priyadi, dkk. 2021).
Ketersediaan
sampah organik yang berlimpah dari rumah menjadi potensi dalam pemanfaatan sampah
organik. Manfaat sampah organik yang beraneka ragam akan memberikan kegunaan
dalam kehidupan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.
Referensi
Bupati Buleleng. 2019. Peraturan Bupati Buleleng Nomor 39
Tahun 2019 Tentang Penanganan Sampah.
Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura
Provinsi Lampung. 2022. Cara Membuat
Pupuk
Organik Cair.
Tersedia pada https://www.dinastph.lampungprov.go.id/detail-post/cara-membuat-pupuk-organik-cair
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng.
2015. Timbulan Sampah Kabupaten Buleleng. Tersedia
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali. 2020. Dukung
Perda Nomor 8 Tahun 2019,
Distanpangan
Bali Laksanakan Bimtek Pengolahan Pupuk Organik. Tersedia pada https://distanpangan.baliprov.go.id/dukung-perda-nomor-8-tahun-2019-distanpangan-bali-laksanakan-bimtek-pengolahan-pupuk-organik/
Gubernur Bali. 2019. Peraturan
Gubernur Bali Nomor 47 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Sampah
Berbasis Sumber. Tersedia pada https://dklh.baliprov.go.id/wp-content/uploads/2020/07/23.-Pergub-47-TH-2019-compressed.pdf
Mulyani, dkk. 2021. Pemanfaatan Sampah Organik Untuk
Pupuk Kompos dan Budidaya Maggot Sebagai
Pakan Ternak. Tersedia pada https://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jpm/article/view/4911/3096
Pratama, Cahya Dicky. 2020. Nilai dan Manfaat Barang
dalam Ekonomi. Tersedia pada
Priyadi, dkk. 2021. Sosialisasi Pembuatan Briket Sampah
Organik Rumah Tangga Sebagai Sumber Energi
Alternatif. Tersedia pada7 https://ejournal.unib.ac.id/index.php/dharmaraflesia/article/download/18374/9217